Pages

Sunday, March 31, 2013

Lain Kali



Macet...
Lewat 52 menit sudah aku duduk di sini – sudah mulai bosan. Di luar suara klakson dan deru mesin kendaraan makin seru terdengar. Mataku berkeliling, ada beberapa cewek yang duduk-duduk sendiri sambil smartphone-ing mukanya pada gusar. Kasihan. Macet emang bikin susah. Kenapa sih lebih milih janjian di sini – padahal banyak tempat yang aksesnya bebas macet? Apa karena supaya ada alasan untuk datang telat dan nganggurin ceweknya berjam-jam?

Jangan tanya aku karena aku nggak janjian sama siapa-siapa. Tapi jujur aja, aku nggak akan pernah ngebiarin cewek nunggu semenitpun karena mereka nggak pantas dibegituin. Cewek itu adalah mahluk ciptaan paling sempurna.

Udah mulai sepi...
Langkahku mengarah ke halte bus terdekat. Beberapa orang mulai berdatangan memenuhi halte. Nggak butuh waktu lama sebelum aku naik dan duduk di bagian belakang bis. Tumben bisa dapat tempat duduk, biasanya sih, bus rute ini selalu penuh sampai penumpang harus berdiri. Kulihat jam tangan, ternyata sudah pukul 9. Kira-kira satu jam lagi baru bisa menikmati mi instan sambil nonton berita malam, begini resikonya kalo rumah ada di tempat jauh. Suasana bis sedikit lengang, hanya ada sedikit suara cewek-cewek di depan sayup bercerita ngalor-ngidul sambil sesekali diselingi tertawa yang ditahan. Mereka kayaknya tahu kalo beberapa penumpang ada yang mulai tidur seperti bapak yang ada di belakang tempat duduk mereka atau pemuda dua baris di belakangnya lagi. Penumpang yang belum tidur lagi-lagi asik smartphone-ing, sambil kadang senyum sendiri, mungkin sedang baca cerita lucu, atau liat foto tagging hasil jalan-jalan liburan lalu.

Di luar mulai hujan...
Aku nggak begitu suka travelling. Bagiku traveling cuma sarana untutk membuang uang dan tenaga. Coba pikir, berapa banyak waktu dan tenaga terbuang saat merencanakan liburan. Pas liburannya, berapa banyak uang yang dihamburkan untuk tiket, hotel, akomodasi, makan, belum lagi beli oleh-oleh dan titipan dari ratusan orang yang seketika jadi temen dekat kamu. Selesai liburan, apa yang kamu dapat? Ngantuk, capek, dan kadang sakit. Lihat aja di kantor, rata-rata orang yang baru balik liburan pasti punya sindrom malas dan sebentar lagi ijin nggak masuk karena sakit. Traveling cuma akal-akalan dari pemerintah untuk meraup keuntungan dengan mengkeksploitasi negaranya sendiri.

Banyak hal yang jauh lebih menarik dari jalan-jalan – kopi, misalnya, atau … wanita dengan kaki langsing ber-stocking hitam dan high heels bermerek – sopan, gaya tapi tetap penuh misteri. Badan tipe model dibalut floral printed mini dress dan blazer hitam menunjukkan bahwa dia mengikuti trend tapi tetap professional. Suka baca, dan saking konsennya baca, punya kebiasaan memilin rambutnya yang wangi. Punya mata indah yang selalu disembunyikan di balik kacamata retro berbingkai penuh...

“Maroko.”. Suara lembut mengejutkanku.

“A..apa?”, jawabku gelagapan.

“Ini – dari tadi kamu ngeliatin ini kan?”, katanya lagi sambil menunjuk buku yang ada di tangannya.

Astaga!! Baru sadar sedari tadi aku sudah melototin atas-bawah cewek di sebelah ini.... ”Eh, maaf, maaf”, kataku cepat.

”Bulan depan aku mau ke sini bareng anak-anak. Rabat, Marrakesh, Fez, Casablanca”, lanjutnya sumringah, seolah nggak peduli. Manis banget...

”Buset, ambisius juga...ikutan tur?”, jawabku. Sejenak muncul rasa nyaman dan hangat.

”Nggaklah, kita free and easy aja, makanya perlu banyak belajar”, balasnya sambil mengangkat buku Lonely Planet yang sejak tadi dia baca.

”Kebetulan aku pernah ke Maroko, urusan kantor, sih, tapi bisalah bagi-bagi info buat bekal di sana. Sempat juga nyobain naek Onta di Sahara”, untuk pertama kalinya aku berterima kasih pernah dikirim tugas ke Maroko.

”Wah, ini namanya kebetulan!”, katanya sambil memasukkan buku dan kacamatanya ke dalam tas, lalu merogoh sesuatu dari tasnya. ”Ini!”, tangannya menyodorkan kartu nama sambil bangun dari tempat duduknya. ”Aku turun di sini. Oya, namaku Saodah, panggil aja Odah.”

”Michael!”, jawabku masih bengong memandang lenggok Odah yang berangsur menghilang seiring dengan bis yang makin menjauh meninggalkan halte barusan.

Singkat sekali percakapan barusan kayak iklan di program acara tv kabel. Ingin kukucek mata ini, memastikan tadi bukanlah mimpi namun aku ngeri bayangannya akan hilang, akhirnya kubatalkan niat itu. Argghhh, SIALLL!!!

Bis berhenti...
Kuinjakkan kaki dengan enggan ke ubin halte bis. Kuhirup napas dalam-dalam berikut wangi tanah paska hujan sebelum melangkahkan kaki menuju rumah. Sepanjang jalan, mataku fokus ke kartu nama Odah – ada perasaan aneh yang menggelegak nggak enak. Nggak mungkin kan langsung suka, nggak ada yang namanya cinta pada pandangan pertama. Entah kenapa, seolah kartu nama itu membawa wangi Odah, memanggil-manggil pantang menyerah kayak sales asuransi. Tulisan ”Saodah Wildblood – Marketing Communication”, berikut nomor telepon genggam dan alamat kantor terpampang megah di bawah logo perusahaan multinasional tersohor.

Menit-menit berlalu sejak kurebahkan badan di ranjang, kali ini kuacuhkan siaran berita malam dan rintihan microwave berisi mi instan yang telah masak. Mataku seakan masih haus informasi dari sebuah kartu nama yang sudah ratusan kali kubaca. Awan kekalutan itu masih menggelayut saat aku menjawab sebuah panggilan masuk di ponsel:

”Oh, udah di jalan? Hati-hati, Ma. Ini Papa udah di rumah...ok, love you more, Honey!”

Saat kuakhiri panggilan itu, seketika ada kekuatan baru menuntun kakiku ke kotak sampah untuk memberi kartu nama itu rumah baru, mengakhiri galauku.
Mungkin lain kali...

Sunday, June 17, 2012

Malam Penolakan Pilih Pilih Mantu: Menuju Jenjang Pernikahan


Baru beberapa kali absen nonton Pilih Pilih Mantu (PPM) edisi Malam Penolakan ternyata udah jadi panjang aja judulnya. Bursa Jejaka kini sepi sudah karena tinggal menyisakan 3 Jejaka, yah, karena itulah ada embel-embel “Menuju Jenjang Pernikahan”.

Kalo sempet baca “bite” (baca: postingan) PPM terakhir, format Malam Penolakan kali ini nggak beda, kecuali Caman-lah yang dieliminasi. So, Pangeran Cinta dan Jejaka Pilihan kembali digjaya.

Let’s cut to the chase – Robert berhasil mempertahankan supremasi gelar Pangeran Cinta-nya, sementara melalui voting Caman, Irwan terpilih jadi Jejaka pilihan setelah mengalahkan Fey dalam perolehan koin cinta.

Paska Jejaka Pilihan ditentukan, Caman memasuki sesi games yang kali ini masih berkutat dengan masalah perkawinan. Mengandalkan keberuntungan, Caman harus menebak berat Suntiang, mahkota pengantin wanita khas Sumatera Barat, yang dikenakan model – jawaban yang paling mendekati akan memperoleh poin tertinggi. Di games ini, keberuntungan berpihak pada Vidya karena jawaban Vidya adalah satu-satunya jawaban tidak melebihi berat sebenarnya.

Games selesai, perhitungan skor akhir pun dimulai. Sedikit seru hasil akhir skor total Games dan SMS karena ada 3 Caman dengan skor terendah ke-2 sehingga harus dipilih 2 orang untuk menemani Fitri menjadi bottom three. Mungkin karena durasi atau kurang antisipasi, kedudukan seri ini hanya diakhiri dengan “undian” yang menghasilkan nama Susan dan Christin.

Meski Susan sudah mendeklarasikan “putus”, hal ini tidak mengurungkan niat Robert untuk menyelamatkan Caman cakep satu itu – masih cinta? Tersisa Fitri dan Christin, berharap sang Jejaka Pilihan nggak menutup foto mereka, tanda eliminasi. Tidak mempunyai keterikatan hubungan dengan Irwan, akhirnya Christin-lah yang harus pulang malam ini.

Bagi penikmat PPM, ada beberapa highlights dari positioning Caman yang bisa kita lihat.

1. popularitas Vidya terus menurun sehingga minggu ini beliau harus puas di posisi dua dari belakang untuk perolehan SMS yang menentukan jumlah koin yang bisa diberikan untuk voting Jejaka Pilihan.
2. Sika makin kuat bertengger di puncak klasemen. Hal ini pasti rawan akan kecemburuan dari kontestan lain, sebut saja Tere yang juga adalah Queen Bee di rumah karantina. Sebagai pemegang imun, Tere menominasikan Sika untuk menggantikan posisinya bila Tere masuk dalam tiga terbawah – berhubung Tere lolos, Sika pun bisa bernapas lega.
3. Fitri, yang kabarnya pernah mampir dan baca blog ini (thanks, Bu :)), bisa disebut sebagai Houdini-nya PPM karena sedikitnya tiga kali bisa lolos dari eliminasi.

Social games biasanya nggak lepas dari tuduhan bahwa semuanya di-skenario untuk membuat drama dan konflik lebih bagus dan mendongkrak  rating. Menjawab hal itu, PPM memberikan kabar baik dari jebolannya, Erwin dan Fanny (keduanya sudah tereliminasi) bahwa mereka akan melangsungkan pertunangan 30 Juni 2012 nanti. Selain bener-bener “real”, semoga PPM dapat pahala dari menciptakan pasangan-pasangan baru *religius

Sunday, June 10, 2012

Passion Lagi: Passionista

Passion – Anak-anak, masih ingatkah dengan tulisan saya sebelumnya soal passion? Kayaknya asik kalo kita kupas lebih dalam sambil menghubung-hubungkannya dengan fashion. Ok, kalo di dunia fashion ada kata “fashionista”, gimana kalo saya kenalin kalian dengan teman baru bernama “passionista”?

Mari beranalogi…

Seorang fashionista adalah orang yang mewarnai seluruh aspek kehidupannya dengan fashion
Seorang passionista juga makan, minum, bernafas dengan passion yang ia miliki

Fashionista nggak akan mau keluar rumah sebelum yakin bahwa ia sudah fashionly enough to be in fashion – walau cuma ke warung buat beli tolak angin sekalipun!
Passionista nggak akan mau ngeluarin semua kemampuannya kalo nggak punya cukup passion

Fashionista yang punya bodi sempurna pasti akan bereksperimen habis-habisan dengan fashion dengan harapan untuk jadi yang terkini, bahkan trendsetter. Ya iyalah, dengan bodi sempurna mau pake baju model apapun pasti cocok dan enak diliatnya.

Fashionista yang punya bodi kurang proporsional juga nggak mau ketinggalan mode, sukur-sukur bisa jadi trendsetter. Nah, cuma mereka harus ekstra kerja keras untuk ngakalin kekurangan tubuh mereka biar tetap enak diliat. Yang bohai pake warna gelap dan menghindari baju bergaris horizontal. Yang pendek ngakalin pake garis horizontal, ukuran baju ngepas dan more skin – showed outfit.

Passionista yang kebetulan kerja di bidang yang ia sukai pasti puasssss banget! Banyak terobosan yang akan ia buat untuk sukses di karirnya. Contoh nih, seorang fashionista bernama Joanna Coles pernah bilang kalo saking sukanya ia dengan pekerjaannya sebagai Editor in Chief Marie Claire, tiap bangun paginya selalu penuh dengan excitement akan apa yang akan ia lakuin di kantor hari ini. Duh, jadi ngebandingin dengan saya yang tiap hari Minggu sore mulai gloomy gegara ngebayangin besok ngantor…wuah!

Passionista dengan profesi yang jauuuhh dari cita-cita dan hobinya nggak akan menyerah begitu saja. Ketika sadar bahwa cita-citanya sudah bubar jalan, ia akan kreatif berusaha mencari jalan memoles passion terhadap pekerjaannya saat ini. Cara pertama adalah dengan mencari nilai positif dari profesinya saat ini, misalnya uang, sebagai motor penggerak. Nggak apa-apa kerja rodi jadi Konsultan Pajak, tapi ntar pas terima bonus, jalan-jalan ke Marrakech!!!

Hasil survey terhadap karyawan di beberapa perusahaan menunjukkan kalo work-life-balance adalah salah satu hal yang bisa membuat mereka betah di kantor. Perusahaan pun berlomba-lomba menonjolkan poin ini sebagai Employer Value Proposition mereka, terutama buat talent-talent muda (Gen Y, Gen Z). Ada buktinya: siapa sih yang nggak pengen kerja di Google? Hidup memang harus seimbang, biar kerasa lebih hidup. Nggak perlu kerja di google juga, kreatif dikit napa? Kalo punya passion buat jadi organizer, tapi malah terdampar jadi banker, pintar-pintarlah mencari peluang buat ikut kepanitiaan ultah kantor, outing department.

Berusaha mencintai  pekerjaan kamu, mungkin bisa jadi cara ampuh juga. Banyak orang yang tercebur ke suatu bidang yang nggak pernah dia bayangkan even in million years. Kata orang Jawa “witing tresno jalaren soko kulino” artinya coba aja pedekate dulu, siapa tau jadian…hmm, curcolkah ini? *wonder

Fashionista pengen masuk dalam daftar best dress atau jadi fashion icon, demikian, passionista pun harus punya tujuan, yaitu sukses di bidang yang ia geluti - termasuk jadi passion icon~! Meski passionista belum tentu seorang fashionista, tapi fashionista pasti adalah passionista.

Hal penting bagi saya, menjadi Passionista atau Fashionista perlu usaha dan cinta. Jadi, kalo boleh bikin wisdom baru: FASHION is a need, PASSION is an indeed!

Sunday, May 27, 2012

Budaya Kepo


Manusia itu terlahir kepo. Itulah yang diajarkan oleh guru Sosiologi saya…dan saya yakin, guru Anda juga. Ok, memang makna itu indikasi dari pernyataan “Manusia adalah mahluk sosial”. Kalau ditilik logikanya, mahluk sosial butuh interaksi, interaksi butuh perhatian, perhatian membutuhkan empati, dan gimana kita bisa empati kalau nggak punya pengetahuan tentang orang lain alias kepo? Di Indonesia, budaya kepo harusnya lebih kentara akibat katalis yang bernama “rasa kekeluargaan”, setuju?
Tiap generasi dan kelompok punya media khas untuk menyalurkan budaya kepo-nya: yang muda kepo di social media, yang professional kepo di kantor, yang ibu-ibu lebih parah lagi: bisa di twitter, di kantor, di tempat arisan, di hajatan atau bahkan waktu lagi ngumpul di tukang sayur. Selanjutnya, budaya kepo dimotivasi juga oleh keinginan untuk jadi trendsetter, jadi yang paling depan untuk tweet tentang Modus Anomali atau tentang Connor Maynard. Paling tidak, masuk kategori gaul-lah. Formula utama kepo masa kini tak lain adalah teknologi lewat gadget dan internet, to say the least.
Beruntunglah kita yang masih bisa menyaksikan dahsyatnya kemajuan teknologi meskipun di balik itu tersimpan tanggung jawab besar untuk dapat memanfaatkan teknologi tersebut secara positif, tentunya. Khusus generasi muda, tanggung jawab itu bisa berupa tugas untuk memelihara kelestarian warisan leluhur (baca: budaya). Percaya nggak percaya, tugas itu cukup mudah karena kita punya budaya kepo dan pengetahuan paling mutakhir seputar teknologi. Sebelumnya, berkaca pada diri sendiri; bangsa Indonesia punya predikat “The Capital of Twitterland”, “Trending Topic Maker” dan “4th Biggest Facebook User”. Sudah terbukti, sudah teruji, bangsa Indonesia merupakan angkatan di balik suksesnya Lady Gaga menjadi trending topik, atau penggagas gerakan “Unfollow Justin” yang membuat kali pertama saya bersyukur tidak dilahirkan sebagai Justin Bieber. Intinya Indonesia dengan mahluk-mahluk keponya merupakan salah satu motor penggerak branding nama-nama penting di dunia.
Nah, coba budaya kepo kita gabungkan dengan dua predikat itu lalu gunakan untuk cari tahu tentang budaya Indonesia, misalnya. Nggak hanya sampe di situ, tapi berlomba-lomba juga untuk jadi yang pertama nge-tweet fakta menarik tentang Ulos, tari Caka Lele, lagu Indung-indung, atau tag teman di FB note tentang kearifan lokal “Haram Manyarah – Waja Sampai Kaputing”. Masih ingat cerita sukses kala Indonesia menyebarkan ajakan untuk memakai batik serentak pada 2 Oktober untuk merayakan Hari Batik Nasional, hari di mana UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia. Gerakan masif berbekal sosial media dengan budaya kepo sebagai benang merahnya.
Jadi, nggak ada salahnya kalo kita budayakan kepo untuk lestarikan budaya, kan?

Wednesday, May 23, 2012

Tentang Passion



Kalo kamu sudah berani pasang poster jumbo Mario Teguh di kamar, harusnya kata “passion” sudah cukup mendarah di dagingmu.

Passion menurut Wikipedia adalah istilah untuk suatu perasaan/emosi yang kuat terhadap seseorang atau sesuatu. Bisa kita artikan bahwa dengan passion, kita mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu atau rela berkorban untuk seseorang. Apalagi kalo udah ngomong soal kerjaan sama anak HRD, duh, pasti interogasinya akan mengandung kata passion: “Kamu harus punya passion kalo mau sukses…”, “No passion, no mention”. Ngomong-ngomong, bukan sok pake bahasa Inggris, hanya kalo pake “hasrat” yang merupakan padanan katanya bisa bikin tulisan ini selayaknya novel-novel lawas Mas Freddy S.

Jangan salah, enggak sedikit orang yang bisa sukses tanpa passion – silakan tanya-tanya cubicle sebelah, atau dengan kenalan kamu yang sudah terbilang punya posisi tinggi, misalnya. Ternyata ada juga manusia yang cukup pintar untuk bisa perform dengan baik dan benar di bidang yang tidak ia sukai. Kamu sendiri gimana? Apakah kamu adalah seseorang dengan minat traveling, tapi berakhir dengan sukses (literally) sebagai salah satu manager di perusahaan banking? Atau kamu adalah penerus supremasi perusahaan Papa-Mama dan terpaksa harus menelantarkan cita-citamu untuk mendalami bidang keguruan?

Sukses bekerja di bidang yang bukan “gue banget” tetap nggak lepas dari unsur passion. Let me put this way, passion itu kayak muka cakep, ada yang natural dan ada juga polesan. Passion polesan yah bisa karena survival instinct di awal dan sukses di akhir.

Walau gimanapun, at the end of the day, yang natural pastinya akan lebih bagus dari yang polesan, tapi mending polesan daripada nggak sama sekali, kan?

Monday, May 14, 2012

Malam Penolakan Jejaka Pilih Pilih Mantu


Pilih Pilih Mantu (PPM)–nya ANTV kini ganti layout~!  Yes, saatnya woman on top alias para Caman yang berkuasa…welcome to Malam Penolakan Jejaka Pilih Pilih Mantu. Sebelumnya mau applause buat ANTV karena sukses memboyong Melanie Ricardo sebagai host malam ini. Entah ini untuk sementara atau permanen karena di minggu-minggu sebelumnya kita sudah cukup akrab dengan Vega Darwantie…

Sebelumnya, yok, kita kupas dikit flow baru Malam Penolakan Jejaka ini. Zona Penolakan akan dihuni oleh 3 Jejaka+Mama di mana 1 di antaranya akan diselamatkan oleh Caman yang berhasil merebut gelar Angel. Nasib dari 2 Jejaka+Mama yang tersisa akan ditentukan oleh Cinderella. Beberapa minggu ke depan, tiap Malam Penolakan akan menolak 1 Jejaka hingga tersisa 3 Jejaka+Mama; setelah itu, kembali Caman yang akan ditolak. Oya, penghuni Zona Penolakan mengacu pada perolehan Koin Cinta dari para Caman. Pengecualian diberikan pada Jejaka dengan imun karena bila masuk Zona Penolakan, ia dapat bertukar posisi dengan 1 dari 3 Jejaka sesuai pilihannya. Agak ribet tapi dijamin seru!

Seperti biasa, saya akan skip segmen wawancara dan langsung menuju prosesi-prosesi baru yang penuh twist, contohnya segmen pemilihan Angel. Kandidat yang berhak memperebutkan posisi Angel dipilih dari Caman dengan polling sms tertinggi. Nah, Sika dan Fitri (jagoan saya, nih ^^) adalah Caman yang beruntung untuk menjadi 2 kandidat Angel pertama. Games kali ini adalah adu tarik-tarikan ayam a la prosesi pernikahan Jawa/Sunda. Jadi Caman yang berhasil memperoleh bagian ayam yang paling banyak akan memperoleh skor, pemegang skor 2 dari 3 akan menjadi Angel. Singkat cerita, Sika akhirnya dengan sukses menggilas Fitri dan berhak atas jubah putih (absurd), perlambang Angel.

Tibalah pengumuman hasil polling sms. Di luar dugaan, Caman di posisi terbawah adalah Vidya yang minggu-minggu sebelumnya langganan top 3. Demikian, Vidya berhak atas 1 Koin Cinta. Selanjutnya berturut-turut Christin, Tere, Fanie, Endah, Susan, Fitri, dan Sika masing-masing mendapat Koin Cinta sebanyak 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8.

Makin seru, para Caman mulai prosesi bagi-bagi Koin Cinta ke 7 Jejaka. Berurutan para Caman bagi-bagi Koin Cinta ke Jejaka pilihannya dengan gaya masing-masing. Ada yang terang-terangan seperti Vidya yang menyerahkan koinnya untuk Aris. Ada juga Tere yang secara misterius membagi koinnya untuk beberapa jejaka.

Sebelum perhitungan Koin Cinta, Jejaka pemegang imun, Irwan, diminta menyebutkan 3 orang yang akan dipilih untuk menggantikan dia apabila dia masuk dalam Zona Penolakan. Irwan pun kemudian menyebutkan nama Ferry, Fey, Robert. Hasil perhitungan Koin Cinta mengharuskan Ferry, Fey, dan Agung masuk ke Zona Penolakan.

Setelah mendengarkan pernyataan masing-masing Jejaka, tibalah saatnya Sika, si Angel, datang menyelamatkan Jejaka pilihannya. Nggak perlu dibahas, sudah jelas dari awal, Fey yang terpilih. Kini giliran Tere, si Cinderella, yang bertugas menolak Ferry atau Agung. Ini pun gampang terbaca, asal rajin ngikutin Pilih Pilih Mantu Pedekate J: Agung menjadi Jejaka pertama yang ditolak dari Zona Penolakan.

Agak kurang seru karena para peserta nampak masih belum mengerti benar soal peraturan baru ini. Cuma makin penasaran, siapa sih Jejaka yang ditolak minggu depan? Jadi kayaknya minggu depan perlu stay tune lagi di ANTV demi Pilih Pilih Mantu.

Sunday, May 6, 2012

Pilih Pilih Mantu tanpa Cherrybelle


Parah~! Emang Pilih Pilih Mantu (PPM) selalu bikin penasaran. Meskipun tergolong jomblo aktif, Malam Minggu ini saya bergegas menuntaskan sesi sosialisasi urban saya untuk berkutat dengan reality show terbaru ANTV itu.

Tertinggal beberapa segment tak mengapa, toh, pengetahuan saya tentang PPM ini cukup intermediate (congkak); yang penting saya sudah mantengin pas menjelang segment Zona Penolakan. 

Hasil polling terakhir Malam Penolakan PPM menghasilkan Fanie, Fitri, dan Pipit sebagai Caman dengan perolehan sms terendah. Fitri dan Pipit termasuk "langganan tetap", tapi bagi Fanie, Zona Penolakan termasuk hal baru apalagi mengingat minggu lalu cewek berambut pendek ini sempat menduduki peringkat pertama perolehan sms. Sebagai Pangeran Cinta, Agung menghadapi keputusan berat untuk menyelamatkan satu dari tiga Caman. Setelah adegan bolak-balik a la pemilihan Ratu Sejagat, pilihan akhirnya jatuh pada Fanie.

Selanjutnya, prosesi penolakan oleh Mama Pilihan pun dimulai. Terlebih dahulu, Mama Utami (Mama-nya Jejaka Erwin) mendengarkan pernyataan dari Pipit dan Fitri. Keduanya mengeluarkan pernyataan standar: "Ma, saya tahu Mama pasti akan memilih yang terbaik". Komentar Mama Utami: "Fitri, dulunya rajin bangun pagi - beres-beres rumah, kok sekarang udah jarang?" - nampaknya Mama emang saat ini lebih prioritas untuk memilih pembantu daripada mantu ^o^. Terlepas dari itu, akhirnya Mama Utami mengeliminasi Pipit…dan perayaan tangis-haru dimulai!

Lupakan sedu-sedan itu karena PPM bakal punya twist baru!! Yak, mulai minggu depan, gantian para jejaka yang akan masuk Zona Penolakan untuk dieliminasi! Alhasil akan ada perubahan baru dalam "birokrasi PPM" di mana peran Pangeran Cinta akan diganti dengan Caman bergelar "Cinderella" sementara peran Mama Pilihan akan diganti dengan Caman yang bertitel "Angel". Mengutip slogan ANTV: Wow, Keren~! Hmm, makin semangat nungguin PPM minggu depan.

Di episode ini saya udah punya jagoan (hal penting sebagai tanda bahwa penonton sudah mulai kepincut dengan suatu acara)…Fitri. Yes, paling enak jagoin underdog. Memang Fitri sempat punya pencitraan sebagai anak berbakti seperti yang digambarkan di salah satu vt, tapi alasan utama saya adalah gara-gara ngeliat poster yang dibawa penonton: "Fitri: selalu mengerti kebutuhan lelaki". Mantap, kan?

Btw, satu kekecewaan besar saya…KETINGGALAN SEGMENT CHERRYBELLE >.< *ninju2dinding *menatapnanar