Pages

Monday, April 30, 2012

Modus Anomali yang tak Lekang Lekong

Nyaris nggak jadi ikutan, somehow saya berhasil menembus kemacetan belahan timur Jakarta menuju downtown, tempat kejadian perkara nobar. Agenda nobar kali ini adalah jreng jreng jrengggg…Modus Anomali. Pelem-pelem Joko Anwar emang kenceng promosinya. Hal ini tentu bikin orang pengen nonton, bisa karena emang moviegoers sejati, karena penasaran atau karena pengen eksis seperti teman saya yang sempet kaget demi mendapati bahwa pelem yang akan ia tonton adalah pelem horror – yakali Modus Anomali pelem tentang perjuangan seorang anak untuk menjadi juara Olimpiade Matematika.

Alkisah, pelem dibuka dengan sorotan keindahan hutan hujan a la NatGeo dengan semburat warna hijau, orens, kuning, penuh ketenangan. Tenang…santai…hingga tiba-tiba muncul tangan dari dalam gundukan tanah. Eitsss…map-maap, detil sedikit, hehe. Selanjutnya, ini jadi perjalanan seorang pria (diperankan oleh Rio Dewanto) di belantara hutan untuk mengumpulkan keping-keping identitas dirinya…dan bukan karena beliau masih abg-alay nan labil, tapi karena emang dia sedang lupa diri…dan bukan karena dia abis nenggak vodka campur sprite, tapi karena emang dia nggak inget siapa namanya, kenapa dia bisa di sini, dan dia takut…dan bukan karena dia abis dimarahin majikannya, tapi karena dia…halahhhh~!!! Intinya gitulah!

Lanjut…dalam pencariannya, si pria menemukan bahwa ia adalah seorang ayah yang sedang berlibur bersama istri dan kedua anaknya di sebuah rumah peristirahatan di dalam hutan. Ketegangan mulai memuncak ketika dia tahu bahwa istrinya telah dibunuh sementara kedua anaknya hilang entah kemana. Kini si pria harus segera menemukan kedua anaknya dan keluar dari hutan sebelum si pembunuh berhasil menemukan mereka. Nah, berhasilkah si pria lolos dari maut? Lalu apa sih yang sebenarnya terjadi? Apakah si pria malah papasan dengan Dian Sastro yang katanya lagi lari ke hutan? Silakan mulai menebak-nebak…

Jempol deh buat Modus Anomali yang cukup berhasil mengusung genre mystery-thriller. Konsepnya fresh dan bikin penasaran, apalagi setelah tau waktu pembuatannya cuma 9 hari. Dari kacamata penonton awam, boleh dong saya komen kalo kameranya ganggu banget – goyang abis. Selain itu, alurnya cukup lambat – itu loh…bridging dari satu thrill ke thrill lain lumayan lama. Ekstrimnya, mulut penonton mulai nguap, pas saatnya mereka dibikin teriak kaget which is bisa bikin kram rahang, tuh. 

Modus Anomali menang konsep dibanding The Raid, tapi soal maintain ketegangan, The Raid jagonya. Oya, soal beberapa adegan yang keliatan banget boongnya, nilainya samalah antara The Raid dengan Modus Anomali.

Pelem ini tergolong unik karena meski buatan lokal, semua dialognya menggunakan Bahasa Inggris; katanya karena kejadian dan setting seperti ini tidak mungkin ada di Indonesia. Alhasil, kesempatan ini kayaknya dimanfaatkan Rio Dewanto untuk memamerkan aksennya yang, ehm, (kursus) LIA banget.

Budget minim tidak menghambat Joko Anwar untuk mengurangi porsi shirtless-but breastless-fest di tiap scene. Semua aktor (aktor ya..,bukan aktris) sukses dibuka bajunya, literally! Dan entah kenapa, ngeliat karakter Rio Dewanto di Modus Anomali kayak ngeliat Okta (Arisan! 2) yang abis ikut pelatihan Kopasus. Temen saya bilang: “Namanya juga bawaan…”

Akhirnya, setelah mengumpulkan barang bukti dan pengamatan pribadi, izinkan saya menobatkan Modus Anomali sebagai “Thriller Paling Nge-Thrill (baca: Ngondek) 2012”.

Saturday, April 21, 2012

Pacaran atau... Pilih-pilih Mantu

Demi apa akhirnya di suatu malam minggu kelabu saya terdampar di studio ANTV untuk nonton live Malam Penolakan Pilih Pilih Mantu (PPM). What the…? Yoa, PPM adalah reality show terbaru ANTV – an original production, ceunah! Konsepnya mirip dengan “Big Brother” (Penghuni Terakhir) kawin dengan “The Bachelor”. 


Pada awalnya, tokoh sentral PPM berwujud 7 Mama yang berusaha memilihkan satu dari 15 Calon Mantu (Caman) untuk jadi pasangan hidup anak mereka (7 Jejaka). Sebelum masa karantina, Caman dan Jejaka sendiri sempat dipertemukan untuk mulai mengenal dan membangun chemistry meskipun di pertemuan-pertemuan tersebut Caman belum bisa melihat wajah Jejaka hingga akhirnya secara resmi mereka diperkenalkan kepada Caman.


Memasuki karantina, Jejaka tinggal di satu rumah, sedangkan para Mama akan serumah dengan 15 Caman untuk berinteraksi dan mengenal lebih jauh satu sama lain. Lewat games, setiap minggu akan dipilih Mama Pilihan dan Pangeran Cinta yang akan berperan penting di Malam Penolakan. Di Malam Penolakan, 3 komentator akan menginterogasi Mama, Jejaka, dan Caman tentang banyak hal, terutama yang menjadi highlight sepanjang minggu tersebut. Di penghujung acara, 4 Caman dengan perolehan sms terendah akan masuk dalam Zona Penolakan. Melalui voting terbuka, Jejaka akan menentukan 1 Caman yang ditolak (dieliminasi). Selanjutnya Pangeran Cinta akan menyelamatkan satu dari 3 Caman yang tersisa. Akhirnya, Mama Pilihan akan menolak satu dari Caman yang tersisa di Zona Penolakan dengan cara menutup foto Caman. Proses ini akan berlangsung hingga tersisa 3 Mama, 3 Caman dan 3 Jejaka finalis yang akan memperebutkan hadiah utama mobil, uang tunai, paket pernikahan dan paket bulan madu.



Layaknya reality show, PPM berusaha merebut perhatian audiens dengan menyuguhkan drama berdosis maksimal, dari para Mama yang rebutan Caman berjilbab hingga drama sumpah pocong!



Meski demikian, nggak bisa kita abaikan bahwa di sana-sini terlihat bad acted-scenes. Skenarionya kebongkar dan ganggu banget~! Pengalaman traumatis akan kebohongan program Termehek-mehek, atau Uya Memang Kuya samar menghantui. Logikanya lagi, kecuali kepepet, jejaka harusnya pesimis bisa nemuin pasangan hidup lewat PPM. Orang gila pake sempak juga tau kalo Mama dan hanya 15 cewek yang dipilih secara acak bukanlah kombinasi ideal. Konsep ganti-ganti pasangan dengan kedok "penjajakan" juga nggak patut ditiru.



Weits, santai, Bray! Nikmati aja, kalo nggak bisa silakan ganti channel…simple, kan? Kontroversial hal wajar, malah itu nunjukin keberhasilan konsep suatu reality show. On that note, hati-hati - makin sering ngikutin PPM makin nggak bisa ngelewatin tiap episode-nya, apalagi buat jomblowan/wati yang terlantar di malam minggu…*menyembunyikan senggukan sambil pelan-pelan menyeka air mata di pipi


Jadwal Tayang:
Pilih-pilih Mantu Pedekate, Sen-Jum 21.00
Malam Penolakan Pilih-pilih Mantu, Sab 20.30


Follow @pilihpilihmantu ANTV

Sunday, April 15, 2012

Ada Apa dengan Cherrybelle?

Hari Minggu, waktunya bersiap kembali ke aktivitas rutin 925. Siapin energi, siapin juga informasi terhangat buat bahan ngobrol di toilet, di pantry, atau di angkot. Pastinya pengen punya berita selain soal cerita Bang Maman dari Kali Pasir. Nah, saya punya update tentang kelanjutan nasib Cherrybelle - sounds tempting, right?

Jadilah belakangan ini beredar kabar bahwa Cherrybelle akan ditinggalkan oleh beberapa personelnya, ada juga yang bilang bahwa Cherrybelle akan bubar. Ingin meluruskan, pihak Management akhirnya menggelar konferensi pers yang juga disiarkan live di SCTV tanggal 12 April 2012, jam 4 sore.

Di kesempatan tersebut perwakilan Management mengumumkan hengkangnya dua anggota Cherrybelle, Devi dan Wenda. Bersamaan dengan itu, Cherrybelle juga akan menggelar audisi mencari pengganti keduanya dengan kedok reality show "Cherrybelle Cari Chibi". Audisi akan berlangsung di SCTV Tower, 28-29 April mulai 10 pagi dan terbuka bagi wanita usia 17-21 tahun.

Menurut Management, keluarnya Devi dan Wenda karena mereka kini telah dewasa, sehingga tidak sesuai lagi dengan karakter Cherrybelle. "Kami akan berusaha menyalurkan bakat mereka", tambah pihak Management. 

Terlepas dari gosip bahwa keluarnya Devi dan Wenda adalah karena melanggar ketentuan Management (baca: karena pacaran), penjelasan tersebut tetap terdengar kurang logis mengingat Cherrybelle bukanlah grup akademikal a la JKT48. Anehnya lagi, ditengah sesenggukan 7 personil lain baik Devi maupun Wenda terlihat tak menunjukkan kekecewaan atau kesedihan sedikit pun - sikap yang biasanya dilakukan oleh pihak yang bersalah. Meski demikian, biarlah ini tetap jadi misteri - bila saatnya tiba, toh, akan terbuka juga (ngebayangin headline: "Gabung Geng Motor, Personil Cherrybelle Hengkang").

Hal lain, keduanya juga tidak mempunyai peran signifikan di Cherrybelle, bukanlah vokal utama, bukan juga jubir sehingga tidak begitu mempengaruhi eksistensi Cherrybelle ke depannya. Lain ceritanya kalau Anisa atau Christy…*subjektivitas seorang Insomnisa dan Christyers ^o^V 

Wednesday, April 4, 2012

Diary ACil #1

Siapa yang nggak tau dengan Trans Jakarta alias traja? Ada loh ternyata…. Orang-orang memang kerap menyebut traja dengan busway seperti halnya dengan yang masih nyebut KL dengan [ki-el] atau KPI dengan [ki-pi-ai], asik gilak! Adalah kewajiban kita untuk kasih tau ke temen-temen yang belum tahu bahwasannya “busway” itu adalah sebutan untuk jalurnya, dan bukan lantas jadi “jalur busway” ya. Kenapa kesalahan itu terjadi – apa karena busway berima dengan “anyway”, jadi asik kalo dipake jadi omongan gaul? Entahlah….
Anyway, busway, sejak dulu memang saya adalah pecinta angkutan umum, yah itung-itung mendukung gerakan go green. Kedekatan saya dan traja makin berasa paska kepindahan kantor dari downtown ke down (down down down down down…dooooowwnnn…dooowwnnn *lagunya Jay Sean, anyone? No?) karena akses yang paling nyaman dan murah adalah dengan ber-traja. Setelah lewat satu bulan intensif bersama, cukup banyak impresi saya terhadap traja, khususnya rute Grogol (Kuningan Barat) – PGC.
Di traja kini berlaku Ladies’ Area (di stikernya tertulis “Ladie’s Area”), tempatnya di bagian depan. So, Gentlemen, silakan mengantre di pintu halte yang menuju bagian belakang bis.
Akibat traffic di wilayah grogol dan perempatan kuningan yang sangar, menunggu traja arah PGC di halte Kuningan Barat itu bisa menyiksa, terutama setelah 8.30 pagi. Tak jarang bis gandeng yang pelan jalannya itu terhenti oleh lampu merah sebelum menyentuh halte. Pulangnya, terlebih jelang week-end, apalagi…. Siapkan waktu setidaknya 0.5 hingga 1.5 jam. Khusus di halte PGC, bersiaplah untuk mandi keringat mengingat AC halte yang kurang memadai. Sadarlah bahwa tidak ada gunanya memaki petugas loket atau penjaga halte – sama aja dengan ngatain monyet dengan "Monyet, lo!". Jangan pula memaki diri sendiri; lebih baik isi waktu dengan baca timeline, bbm-an, diskusi soal harga emas dengan random stranger, atau bisa juga mikirin rencana kawin. 
Kedatangan bis bisa mengundang kegelisahan di tengah harapan. Nggak sedikit orang mengahalalkan segala cara untuk mendapatkan tempat duduk. Jadi silakan gunakan instingmu untuk menentukan arah tempat duduk incaran, mau yang di kiri atau kanan, menyamping atau hadap depan.
Ladies’ Area biasanya cenderung lebih padat sehingga beberapa wanita juga ikut-ikutan masuk ke bagian belakang padahal setahu saya Ladies’ Area adalah perwujudan perlindungan penumpang wanita terhadap kasus pelecehan yang beberapa kali terjadi. Jadi, tolong jangan komplain lagi bila terjadi kasus serupa, if you know what I mean...
  
Beberapa petugas traja cukup disiplin dalam menjalankan tugasnya: mereka akan menggiring laki-laki yang ada di Ladies’ Area ke habitat aslinya di bagian belakang. Saya belum pernah nemu ada bencong yang terusir dari Ladies’ Area, mungkin karena petugasnya bingung atau takut ditampol. Ada juga petugas traja yang sedikit memaksa para pria yang sedang duduk untuk merelakan jajahannya jatuh ke manula, ibu hamil, penumpang dengan anak, atau wanita. Khusus kategori terakhir, saya kurang setuju karena saya pendukung emansipasi. Jangan pula sembarangan menerima tempat duduk kalo kamu masih ngerasa perawan muda bermuka standar - karena bisa jadi kamu dikira  sedang hamil atau manula.
Traja masih jauh dari sempurna; namun bagi saya, selain relatif aman, traja sendiri adalah salah satu inisiatif terbaik pemerintah DKI karena aksesnya ke tempat-tempat yang sulit dijangkau, laksana sikat gigi dengan teknologi mutakhir.