Pages

Wednesday, April 4, 2012

Diary ACil #1

Siapa yang nggak tau dengan Trans Jakarta alias traja? Ada loh ternyata…. Orang-orang memang kerap menyebut traja dengan busway seperti halnya dengan yang masih nyebut KL dengan [ki-el] atau KPI dengan [ki-pi-ai], asik gilak! Adalah kewajiban kita untuk kasih tau ke temen-temen yang belum tahu bahwasannya “busway” itu adalah sebutan untuk jalurnya, dan bukan lantas jadi “jalur busway” ya. Kenapa kesalahan itu terjadi – apa karena busway berima dengan “anyway”, jadi asik kalo dipake jadi omongan gaul? Entahlah….
Anyway, busway, sejak dulu memang saya adalah pecinta angkutan umum, yah itung-itung mendukung gerakan go green. Kedekatan saya dan traja makin berasa paska kepindahan kantor dari downtown ke down (down down down down down…dooooowwnnn…dooowwnnn *lagunya Jay Sean, anyone? No?) karena akses yang paling nyaman dan murah adalah dengan ber-traja. Setelah lewat satu bulan intensif bersama, cukup banyak impresi saya terhadap traja, khususnya rute Grogol (Kuningan Barat) – PGC.
Di traja kini berlaku Ladies’ Area (di stikernya tertulis “Ladie’s Area”), tempatnya di bagian depan. So, Gentlemen, silakan mengantre di pintu halte yang menuju bagian belakang bis.
Akibat traffic di wilayah grogol dan perempatan kuningan yang sangar, menunggu traja arah PGC di halte Kuningan Barat itu bisa menyiksa, terutama setelah 8.30 pagi. Tak jarang bis gandeng yang pelan jalannya itu terhenti oleh lampu merah sebelum menyentuh halte. Pulangnya, terlebih jelang week-end, apalagi…. Siapkan waktu setidaknya 0.5 hingga 1.5 jam. Khusus di halte PGC, bersiaplah untuk mandi keringat mengingat AC halte yang kurang memadai. Sadarlah bahwa tidak ada gunanya memaki petugas loket atau penjaga halte – sama aja dengan ngatain monyet dengan "Monyet, lo!". Jangan pula memaki diri sendiri; lebih baik isi waktu dengan baca timeline, bbm-an, diskusi soal harga emas dengan random stranger, atau bisa juga mikirin rencana kawin. 
Kedatangan bis bisa mengundang kegelisahan di tengah harapan. Nggak sedikit orang mengahalalkan segala cara untuk mendapatkan tempat duduk. Jadi silakan gunakan instingmu untuk menentukan arah tempat duduk incaran, mau yang di kiri atau kanan, menyamping atau hadap depan.
Ladies’ Area biasanya cenderung lebih padat sehingga beberapa wanita juga ikut-ikutan masuk ke bagian belakang padahal setahu saya Ladies’ Area adalah perwujudan perlindungan penumpang wanita terhadap kasus pelecehan yang beberapa kali terjadi. Jadi, tolong jangan komplain lagi bila terjadi kasus serupa, if you know what I mean...
  
Beberapa petugas traja cukup disiplin dalam menjalankan tugasnya: mereka akan menggiring laki-laki yang ada di Ladies’ Area ke habitat aslinya di bagian belakang. Saya belum pernah nemu ada bencong yang terusir dari Ladies’ Area, mungkin karena petugasnya bingung atau takut ditampol. Ada juga petugas traja yang sedikit memaksa para pria yang sedang duduk untuk merelakan jajahannya jatuh ke manula, ibu hamil, penumpang dengan anak, atau wanita. Khusus kategori terakhir, saya kurang setuju karena saya pendukung emansipasi. Jangan pula sembarangan menerima tempat duduk kalo kamu masih ngerasa perawan muda bermuka standar - karena bisa jadi kamu dikira  sedang hamil atau manula.
Traja masih jauh dari sempurna; namun bagi saya, selain relatif aman, traja sendiri adalah salah satu inisiatif terbaik pemerintah DKI karena aksesnya ke tempat-tempat yang sulit dijangkau, laksana sikat gigi dengan teknologi mutakhir.

0 comment(s):